Formulasi sabun transparan dibuat dengan cara mencapur stok sabun dengan
gliserin,
alkohol,
sukrosa, dan
trietanolamin pada suhu 90 – 100 derajat selama 30 menit di dalam refuks.
Pada penelitian ini, formulasi sabun transparan dilakukan dengan dua variasi. Formula pertama menggunakan dua konsentrasi pada sukrosa, dan kedua menggunakan dua konsentrasi pada gliserin sehingga menghasilkan sabun dengan tingkat transparansi terbaik.
Pencampuran bahan-bahan tersebut dalam pembuatan sabun transparan menggunakan refluks pada suhu 90 – 95 derajat celcius selama 30 menit. Gliserin ditambahkan secara perlahan-lahan, diikuti dengan sukrosa, trietanolamin, dan alkohol. Saat pencampuran, suhu berada pada kisaran 90 – 95 derajat celcius. Jika suhu di bawah 90 derajat, maka akan terjadi gumpalan karena tidak larut secara sempurna.
Untuk mengetahui karateristik sabun yang dihasilkan, dilakukan analisis terhadap sifat fisik kimia sabun. Sifat kimia sabun yang diamati antara lain kadar air, asam lemak, alkali bebas, dan lemak yang tidak tersabunkan. Sedangkan sifat fisik yang diamati adalah tingkat kekerasan dan diukur dengan menggunakan alat penetrometer.
Evaluasi penerimaan konsumen terhadap sabun yang dihasilkan dilakukan dengan uji organoleptik (hedonik) terhadap sifat-sifat fisik sabun di antaranya kekerasan, warna (transparansi), dan kelembutan pada kulit. Uji hedonik dilakukan untuk mengetahui tingkat penerimaan konsumen terhadap produk menggunakan panelis sebanyak 16 orang. Penilaan diberikan dengan skor angka. Analisis setelah mendapatkan skor pada uji hedonik adalah analisis non parametik berupa uji kruskal-wallis digunakan untuk menentukan jenis sabun transparan terbaik dilihat dari kekerasan, warna, dan kelembutan pada kulit.
Berdasarkan uji statistik terhadap kekerasan dan transparansi sabun menunjukkan bahwa formula 1, formula 2, formula 3, dan formula 4 tidak berbeda secara signifikan. Dengan kata lain, perbandingan komposisi bahan pembentuk transparan yaitu gliserin, sukrosa, alkohol, dan trietalamin tidak berpengaruh terhadap karakteristik sabun yang dihasilkan. Namun uji statistik terhadap kesan pada kulit menunjukkan bahwa keempat formula sabun berbeda secara signifikan.
Search
Sediaan
Fermentasi
(1)
Sediaan BHT
(1)
Sediaan Minyak Kelapa
(1)
Sediaan Asam Stearat
(1)
Sediaan Catyl Alcohol
(1)
Sediaan Gliserin
(1)
Sediaan NaOh
(3)
Sediaan Nipagin
(1)
Sediaan Tea
(1)
Menu Resep membuat Kosmetik
KOSMETIK
(2)
Kimia Kompon Mobil
(1)
Kimia Pembersih Lantai
(2)
Kimia Sampo Mobil
(2)
Kimia Softener (Pelembut Pakaian)
(1)
Kimia Deterjen Bubuk
(3)
Kimia Invisible Ink ( Tinta Rahasia)
(1)
Kimia Minuman Soda
(1)
Kimia Odol (Pasta Gigi)
(1)
Kimia Pelicin Seterika
(1)
Kimia Pembasmi Hama Tanaman
(1)
Kimia Pembersih Kaca
(1)
Kimia Pembersih Lantai
(1)
Kimia Pengawet Buah
(1)
Kimia Sabun Colek
(2)
Kimia Sabun Cuci Piring
(1)
Kimia Sabun Pencuci Tangan
(1)
Kimia Sabun pencuci piring
(1)
Kimia Semir Ban Mobil
(1)
Kimia Silikon Emulsi
(1)
Kosmetik Bedak Tabur
(3)
Kosmetik Blushon / Pemerah Pipi
(1)
Kosmetik Body Foam
(1)
Kosmetik CUKUR
(1)
Kosmetik Cleansening Cream
(2)
Kosmetik Cold Cream
(3)
Kosmetik Conditioner
(1)
Kosmetik Eye Shadow
(1)
Kosmetik Hair Setting Lotion
(1)
Kosmetik Hair Spray
(1)
Kosmetik Hair Tonic
(9)
Kosmetik Hair bleaching
(1)
Kosmetik Hand Body Lotion
(10)
Kosmetik Lulur / Body Scrub
(6)
Kosmetik Minyak Pijat/ Krim Massage
(1)
Kosmetik Minyak rambut
(1)
Kosmetik Obat Keriting
(1)
Kosmetik Parfum
(1)
Kosmetik Pelurus rambut
(1)
Kosmetik Sabun
(16)
Kosmetik Shampo
(11)
Kosmetik Wax Rambut
(2)
Kosmetik dan Kimia
(1)
Kosmetik pewarna rambut
(2)
Lilin Hias
(1)
Makalah Kosmetik
(1)
Resep Lem Putih
(1)
Resep Nata De Coco
(1)
Resep Pasta Kopi Mocca
(1)
Resep Permen Jelly
(1)
Resep-resep Kosmetik
(2)
Sediaan BHT
(1)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar