Search

Bahan hair tonik

Zat khasiat yang digunakan untuk sediaan tonik rambut mempunyai efek antara lain, membersihkan, menghilangkan atau mencegah ketombe, memperbaiki sirkulasi darah kulit kepala, memperbaiki dan memulihkan sekresi kelenjar sebum, dan merangsang pertumbuhan rambut (Ditjen POM, 1985)
. Berdasarkan efeknya, zat khasiat diklasifikasikan menjadi : 

Kounteriritan

Penggunaan kounteriritan dalam sediaan perangsang pertumbuhan rambut didasarkan atas azas bahwa, tubuh akan selalu berupaya dalam perlindungan dirinya untuk menghilangkan iritasi yang ditimbulkan oleh keaktifan
kounteriritan dengan meningkatkan aktivitas faalnya pada jaringan yang teriritasi. Akibatnya sirkulasi darah pada daerah tersebut lancar,metabolisme menjadi lebih aktif, dan pembelahan sel dipercepat. Keaktifan kounteriritanyang diharapkan pada sediaan perangsang pertumbuhan rambut adalah keaktifan ringan,
terutama dibatasi hingga efek hipertermia dan hiperplasia, hanya melecetkan sel epidermis.
Kounteriritan yang lazim digunakan meliputi asam format, asam salisilat, histamin,kapsikum (tingtur cabe), kinina HCl, pirogalol dan resorsin.

Vasodilator

Vasodilator dapat melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah meningkat dan faal tubuh menjadi lebih aktif, metabolisme meningkat dan pembelahan sel dapat dipercepat.
Azas ini diharapkan akan terjadi jika vasodilator digunakan topikal pada kulit kepala,sehingga merangsang pertumbuhan rambut. Sediaan yang mengandung vasodilator tidaktermasuk sediaan kosmetika. Vasodilator yang umum digunakan adalah pilokarpina.

Stimulan kelenjar sebum

Zat alam maupun zat sintetik, dengan aneka jenis dan efek farmakologi dalam kosmetika dinyatakan sebagai zat yang dapat mempengaruhi sekresi kelenjar sebum, dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan rambut. Kelompok zat ini meliputi asam salisilat,belerang, etanol, garam kinina, garam pilokarpina, kolesterol, lesitin, metil linoleat,resorsin, resorsin asetat, tingtur jaborandus, dan tingtur kina.

Zat kondisioner rambut 

Manfaat zat ini untuk memperbaiki kondisi rambut, merangs
ang pertumbuhan rambut, danmencegah kerontokan rambut. Kelompok zat ini meliputi alantoin, asam pantotenat,azulen, biotin, kamomil, konfrei, minyak camba
h, pantotenol, polipeptida, vitamin E, dan vitamin F. Vitamin F adalah campuran berbagai jenis asam poli tak jenuh, terutama asamlinoleat, asam linolenat, dan asam arakidonat


Hormon

Hormon kelamin dapat mempengaruhi aktivitas kelenjar sebum dan keratinisasi. Hormon pria akan merangsang kreatinisasi dan aktivitas kelenjar sebum, sedangkan hormon wanita (estrogen) menunjukkan efek menghambat. Hormon yang digunakan dalam sediaan perangsang pertumbuhan rambut, antara lain estr
adiol, stilbestrol, dan heksestrol. Namun di Indonesia penggunaan hormon dalam sediaan kosmetik dilarang.


Antiseptik

Antiseptik yang lazim digunakan dalam sediaan perangsang rambut adalah derivat fenol
dan senyawa amonium kuarterner. Fenol sendiri tidak pernah digunakan karena terlalu
toksik dan iritasi. Derivat fenol yang lazim digunakan meliputi p-amil fenol, asam salisilat, o-fenil fenol, o-kloro-o-fenil fenol, p-kloro-m-kresol, p-kloro-m-ksilenol, dan klorotimol.Senyawa amonium kuartener umumnya lebih baik dibandingkan derivat fenol, karena spektrum aktivitasnya lebih luas meliputi ba
kteri dan jamur. Senyawa amonium kuartener yang lazim digunakan meliputi alkildimetilbenzilamonium klorida, laurilisokuinolinium bromida, setilpiridinium klorida, setiltrim etilamonium bromida. Umumnya, antiseptikdigunakan dengan batas kadar maksimum kurang dari 1%.

 

Preformulasi Bahan Pembantu

Bahan pembantu pembuatan tonik rambut antara lain etanol, gliserin, propilenglikol, dan klorokresol.

a.Etanol (C2H5OH)

Etanol memiliki nama lain etil alkohol atau etil hidroksida. Merupakan cairan bening yangmudah menguap pada suhu rendah, jernih, memiliki bau yang khas, menyebabkan rasa terbakar pada lidah, dan mudah
terbakar. Etanol dapat bercampur dengan gliserin dan air. Etanol dapat digunakan sebagai pelarut, antimikr
oba pada konsentrasi ≥10%, desinfektan pada konsentrasi 60-90% dan peningkat penetras i. Larutan etanol inkompatibel dengan wadah aluminium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat. Pada suasana asam, larutan etanol dapat bereaksi dengan zat pengoksidasi.
Sediaan topikal yang menggunakan etanol lebih dari 50% dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Penyimpanan sebaiknya pada wadah kedap udara, di tempat yang sejuk, dan jauh dari nyala api.

 Gliserin

Gliserin memiliki nama lain gliserol atau gliserolum, merupakan cairan jernih kental, tak berbau dengan rasa manis 0,6 kali sukrosa dan dapat menyerap air. Gliserin dapat bercampur dengan etanol dan air, dan tidak la
rut dalam minyak. Gliserin biasa digunakan sebagai pengawet antimi kroba pada konsentrasi
≤20%, pelembut ( konsentrasi 2–5%),humektan, pemanis, dan pelarut. Gliserin bersifat higroskopis, dapat mengalami dekomposisi dengan pemanasan. Campuran gliserin dengan air, etanol dan propilenglikol
stabil secara kimiawi. Dapat terjadi diskolorisasihitam dengan adanya cahaya dan kontak dengan seng oksida serta bismut nitrat. Sebaiknya disimpan di wadah kedap udara dan pada tempat sejuk 


Propilenglikol

Propilen glikol memiliki nama lain propilenglikolum, merupakan cairan jernih kental, tidak
berwarna dan memiliki rasa manis. Propileng likol dapat bercampur dengan aseton, etanol,gliserin dan air. Propilenglikol biasa digunakan sebagai pelarut (pada konsentrasi 5-80 %untuk sediaan topikal), humekt
an dan pengawet pada konsentrasi 15-30 %. Propilenglikol bersifat higroskopis, dan sebaiknya disimpan
pada tempat tertutup, sejuk, dan terlindung dari cahaya. Pada temperatur yang tinggi dan dalam keadaan terbuka, propilenglikol dapatteroksidasi.

Klorokresol

Klorokresol merupakan kristal tidak berwarna. Klorokresol biasa digunakan sebagai antimikroba dalam sediaan kosmetik dan sediaan farmasi. Konsentrasi klorokresol yang dianjurkan digunakan dalam sediaan kosme tik adalah 0,1–0,2%. Klorokresol efektif melawan bakteri gram positif, bakteri gram negatif, spora, jamur dan ragi. Aktivitas klorokresol lebih aktif pada pH asam dan tidak aktif pada pH diatas
9. Klorokresol akan terdekomposisi jika terjadi kontak dengan basa kuat. Pada konsentrasi yang tinggi
klorokresol dapat berfungsi sebagai desinfektan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar